Tanggal dua; ternyata senja masih tetap sama. Teduh. Wanita itu masih saja terpaku disana. Menatap diam tanpa gumam. Ia seorang penikmat senja. Kali ini, entah sudah berapa lama ia berdiri disana - entah kali ke berapa ia datangi tempat yang sama.
Sesekali angin memeluk tubuhnya yang kurus. Tegak lurus. Mendekap erat seakan tak ingin ia beranjak. Debur ombak seolah mencumbu dirinya yang pasrah. Seakan melihat ada rona kesedihan dimatanya.
Senja masih tetap sama. Tidak berubah. Tapi pelukan angin dan cumbuan ombak, seolah merasa bahwa ia bukanlah gadis yang sama. Ia bukanlah wanita yang selalu menatap jingga kala senja sejak lama.
Kedatangannya kali ini seolah memutar nada pisah. Pada angin. Pada ombak. Pada bebatuan krikil yang dipijakinya. Dan pada langit yang juga memeluknya dari kejauhan.
Ia selesai. Ia menuntaskan gumam yang terdengar lirih disambut deru angin dan deburan ombak senja ini:
:)