
Benar, biar bagaimana pun; akhirnya tetap saja tidak merasa nyaman. Sejauh apapun berusaha untuk mengerti, tetap saja tidak bisa saling mengikat diri. Sedari awal, harusnya sudah bisa menahan untuk tidak terlibat terlalu jauh. Tapi, pada akhirnya; ya memang seharusnya menjauh adalah pilihan yang paling tepat untuk dilakukan, keputusan yang paling tidak telat untuk dilaksanakan. Bukan hanya untuk diri sendiri dimasa depan, tapi juga buat kebersamaan singkat yang pernah dilewati bersama.
Menjauh, biar tidak saling menjatuhkan, tidak saling mengumpat, memaki, bahkan merasa diri sendiri paling benar diantara segala hal yang telah terjadi. Lalu menyalahkan satu sisi yang berdiam diri; sudah tidak memperhatikan salah atau benar pada apa yang dituduhkan.
Ah, kenyamanan ya; yang katanya bisa mempererat segala jenis hubungan, tapi apa benar-benar demikian ceritanya? Apa tidak ada yang lain untuk disampaikan secara jujur dan terbuka perihal segalanya? Se-misal tentang kita, tanpa melibatkan sekitar? Apa bisa menyelesaikan masalah secara fakta dan lebih dewasa, tidak harus saling menghapus segala kontak dan memblokir semua sosial media kan? Hah, apa benar ini yang disebut dengan dewasa?
Jika telah benar-benar membuat keputusan sedemikian, lalu apa yang bisa diandalkan sebagai perisai, apa yang bisa digunakan untuk meningkatkan pertahanan dan memperkuat keamanan dalam penyampaian segala penjelasan yang hanya lewat perantara; yang bahkan orangnya saja tidak mengerti letak alur dan bagian ceritanya yang mana, yang telah ternoda.
Biarlah saling menjauh, mendekap doa, semoga sampai akhir akan tetap merasa bahagia; sekali pun telah melewati jalan yang berbeda.