Apa itu jomblo? Apa ruginya jomblo? Kenapa jomblo itu ngenes?
Kita sering mendengar kata Jomblo, Jones, atau Jomblo Ngenes. Bahkan, malah kata tersebut dilontarkan kepada diri kita. Aku sering. Tidak bisa dipungkiri, memang lucu ketika status tersebut dijadikan candaan. Candaan, bukan hinaan.
Lantas jika hinaan, apa yang harus dilakukan? Mencari pacar? Memulai hubungan tidak halal? Memasak nasi goreng? Menanam pohon cabe? Semuanya sama-sama tidak ada hubungannya. Bahkan, memasak nasi goreng dan menanam pohon cabe jauh lebih bermanfaat.
Bukankah jomblo itu orang yang kuat? Tingkat sabarnya sudah teruji, bukan? Ia mampu bersabar, menunggu yang halal hingga datang pada waktunya.
Bukankah jomblo itu orang yang bersih? Ia jauh dari dosa berhubungan tidak halal. Hatinya pun jauh lebih damai.
Bukankah jomblo itu orang yang pendiriannya kuat? Tahu mana yang benar, mana yang salah. Tahu mana yang halal, mana yang haram. Tahu mana yang pantas untuk dilakukan, mana yang tidak pantas.
Dan yang jelas, jomblo itu mahal. Sering melihat truk bergandengan kesana kemari? Itulah yang murah. Dibilang murahan juga boleh. Sering melihat Ferrari mondar-mandir? Nggak? Nah, itulah yang mahal.
Padahal hubungan yang tidak halal seperti itu banyak yang berujung pada hujan air mata. Ngomel tidak jelas di sosial media, bahkan pada suatu jejaring sosial, sekali scroll bisa satu halaman berisi status dari satu orang yang baru saja patah hatinya. Jika belum puas, smartphone mahal dibanting-banting. Belum lagi balasan di akhirat. Al-Qur'an pun tidak menyuruh kita mencari pacar, bukan? Yang disuruh ialah mencari pendamping hidup.
Apakah ada obat jatuh cinta untuk sepasang insan yang jatuh cinta selain menikah? Terkadang kita lupa bahwa perjalanan kita yang sesungguhnya masih jauh.
Tidak perlu mencuri waktu untuk melakukan hal yang tidak berguna. Tidak perlu malu. Isilah hidup dengan aktivitas positif. Teruslah berbenah diri. Tetaplah berada di jalan yang benar. Karena jodoh kita pun pasti tidak ingin kita menghabiskan masa muda dengan sesuatu yang tidak bermanfaat.
Tidak perlu mencuri waktu, biarlah waktu berjalan lembut seiring dengan langkah kaki kita. Sendiri membuat kita sibuk dan justru membuat kita semakin dewasa.
Tidak perlu mencuri waktu. Sibuk itu menyenangkan jika kita tahu cara mainnya.
Ingat, apa yang kita lakukan di masa muda akan ditanyakan kelak di hari akhir.
Mari bersibuk ria.
@kuebludrumerah
Karena itulah jomblo menjadi prioritas penting ketika ditanya dari sana sini.
“Kamu jomblo??? Yadong….” (penuh semangat pas nge-jawab)
:))