Penulis 
Kita telah berbeda, jalan kita tak lagi sama dan ku harap kau bisa berbahagia di atas segalanya.
Aku memang tidak sempurna, namun bukan berarti bisa kau hina.
Kau perlakukan aku semaumu saja.
Aku ini manusia yang tak luput dari dosa.
Aku tak ingin mengatakan ini semua, tapi keadaan yang memaksa yang membuat aku bercerita tentang semuanya. Dia temanmu, telah tega menghina aku dihadapanmu. Namun, kau sedikitpun tidak membela aku.
Tahukah kamu aku terluka oleh kata-katanya?
Tahukah kamu aku sakit mendengarnya berbicara?
Namun kau diam seribu bahasa seolah membenarkan semua yang ia kata.
Sungguh aku tak menyangka, kau lebih mempercayainya.
Aku bagaikan boneka disampingmu, disaat kau butuh baru merindu dan disaat perlu kau cari aku. Namun, itu aku yang dulu yang telah dikata-katai oleh temanmu.
Yang di hina oleh temanmu bahkan dihadapanmu sendiri dan kau sedikitpun tak mengerti.
Aku yang sekarang kini telah berbeda. Aku kembali bukan untuk membalas semua, karena itu tiada berguna.
Aku begini karena tak ingin terus disakiti, aku hanya berniat melindungi diri sendiri dan biarkan yang lain tahu bahwa aku bukan makhluk yang tak punya hati.
Aku bisa berdiri disini tanpamu, menghabiskan waktu sesuka hatiku bersama orang-orang yang jauh lebih menyayangiku. Tanpamu aku bisa bahagia, tanpamu aku juga bisa tersenyum dan tertawa.
Aku tidak ingin mengingat dan menangisi setiap kejadian disaat temanmu berbicara.
Ku akan melupakannya, melupakan semua karena aku tidak ingin menyimpan luka terlalu lama hingga menimbulkan perih didada.
Akan ku buang semua kenangan tentang kita, tentang aku, kamu, dan temanmu yang lebih kau percaya.
Menjauhlah semuanya, baik itu kamu ataupun temanmu. Ku ingin benar-benar melupakannya. Ku telah memaafkan semuanya, memaafkan mu dan temanmu juga. Dan ku tak tahu apakah aku juga bisa dimaafkan atau tidak, itu terserah padamu, Hanya Dia Yang Maha Tahu…
kembali seperti semula, disaat kita tak saling jumpa.
kembali seperti semula, disaat kita tak saling jumpa.